KEMAMPUAN MENYIMAK TINGKAT LANJUTAN

KEMAMPUAN MENYIMAK TINGKAT LANJUTAN

MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI PELENGKAP MATA KULIAH KETERAMPILAN BERBAHASA 1

 

 

Dosen Pengampu: Syamzah Ayuningrum, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Nama                                       NPM                         Kelas

1.      AFNI ZULFIANI                       20178600011                     2A

2.      CARLIN KUSMAYANTI         20178600001                     2A

3.      NUR HIDAYATI                       20178600008                     2A

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN KUSUMA NEGARA

JAKARTA

2018



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allaah Subhaanahu Wata’aala atas rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat dan pada waktunya. Banyak sekali hambatan yang penulis alami dalam pembuatan makalah ini, namun Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikannya dengan baik dan semaksimal mungkin.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Keterampilan Berbahasa 1 dan penulis mengambil judul “Keterampilan Menyimak Tingkat Lanjutan”.

Rasa dan ucapan terimakasih patut kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, yakni :

1.    Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, serta kelancaran dalam menyusun makalah ini

2.    Ibu Syamzah Ayuningrum, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa 1 yang telah memberikan bimbingan kepada penulis mengenai materi

3.    Kedua orangtua yang selalu memberi dukungan moral dan materi kepada penulis

4.    Teman-teman yang selalu membantu dalam berbagai hal mengenai makalah ini kepada penulis

Penulis menyadari bahwa keterbatasan pemahaman dan pengetahuan penulis tentang kemampuan menyimak tingkat lanjutan menjadi keterbatasan penulis untuk memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang hal ini.  Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan penulis. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis butuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat digunakan sebagaimana fungsinya.

 

 

 

 

    Jakarta, Maret 2018

 

 

Tim Penyusun



DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A.               A.  Latar Belakang......................................................................................................... 1

B.               B. Perumusan Masalah.................................................................................................. 2

C.               C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2

D.              D. Manfaat Penulisan.................................................................................................... 2

BAB II  PEMBAHASAN.................................................................................................. 3

A.        A.  JENIS – JENIS MENYIMAK................................................................................. 3

1.      Menyimak Ekstensif......................................................................................... 3

2.      Menyimak Intensif........................................................................................... 3

B.         B. MENYIMAK TINGKAT LANJUTAN...................................................................... 4

1.      Menyimak Kritis.............................................................................................. 8

2.      Menyimak Kreatif............................................................................................ 8

3.      Menymak Eksploratif...................................................................................... 9

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10

A. Simpulan ..................................................................................................................... 10

B. Saran............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    A. Latar Belakang

Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk menyimak. Pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan, pembicara dapat memilih kata-kata., kalimat, lagu, gaya yang paling tepat untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan. Unsur bahasa lisan yang dipergunakan dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu aspek linguistik dan nonlinguitik. Aspek linguistik ialah kata-kata, frase, kalimat yang diucapkan pembicara kepada penyimak. Aspek nonlinguistik sering disebut dengan istilah kinestetik. Aspek itu merupakan alat komunikasi yang dapat membantu aspek linguistik. Tujuannya agar gagasan tersebut dapat dengan mudah diterima penyimak. 

        Adapun aspek nonlinguistik tersebut dapat berupa: (a) anggukan kepala, artinya menyatakan setuju, (b) acungan ibu jari, artinya menyatakan pujian, (c) gelengan kepala, artinya menyatakan tidak setuju, (d) gerakan alis ke atas, artinya tanda kurang setuju atau kurang benar, (e) membungkukkan badan, artinya tanda menghormat, dan lain sebagainya. Aspek kinestetik dapat membantu untuk memperjelas kalimat-kalimat yang diucapkan pembicara. Aspek kinestetik sangat bermanfaat bagi penyimak. Penyimak harus mengerti dan memahami bentuk-bentuk linguistik dan nonlinguitik dalam berkornunikasi lisan, agar mereka dapat menyerap makna komunikasi tersebut dan dapat menangkap pesan yang disampaikan pembicara.

B.    B.  Perumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Apa saja jenis-jenis menyimak?

2.      Apa saja yang termasuk ke dalam jenis menyimak tingkat lanjutan?


C.  CTujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan berbahasa 1.

2.      Untuk memberikan informasi tentang menyimak tingkat lanjutan.

 

D. D.  Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah:

1.     1. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis menyimak, dan yang termasuk kedalam jenis menyimak              tingkat lanjutan.

2. Untuk menambah dan memperluas wawasan tentang menyimak tingkat lanjutan bagi penulis dan            pembaca.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    JENIS – JENIS MENYIMAK

Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak itu menjadi dua kategori, yaitu: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak. 

1.               1. Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum. Misalnya: orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari sebuah televisi, berita radio, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif, yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetika, dan menyimak pasif.

2.               2. Menyimak Intensif

Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif lebih menekankan kemaampuan memahami bahan simakan. Misalnya: dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya. Selanjutnya, untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan pertanyaan. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak intensif yaitu: menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak kreatif, menyimak interogratif, dan menyimak selektif.
 

B.     MENYIMAK TINGKAT LANJUTAN

Broadbent berpendapat bahwa organisme manusia itu mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap informasi. Butir-butir yang tidak relevan akan menjadi beban ekstra pada sistem pemahaman. Informasi yang pertama kali masuk akan disaring oleh proses kecerdasan yang bersangkutan yang bersifat umum. Informasi yang tersaring ini, lalu diserap kedalam ingatan terdekat yang merupakan  bentuk mekanisme penyimpanan jangka pendek. Informasi ini mudah hilang dari simpanan jangka pendek, jika tidak teredar terus menerus dalam pemakaian.

Tompkins dan Hosskison menyatakan bahwa terdapat enam kiat yang dapat digunakan untuk belajar menangkap gagasan inti simakan, yaitu :

1.   Membentuk Citraan (membentuk gambar dalam pikiran).

Saat kita menyimak kita harus membentuk gambar mental, sementara kita menyimak. Tekhnik citraan ini berguna jika pesan penutur mengandung benyak citraan visual, perincian atau kata-kata deskriftif dan ketika kita menyimak untuk mendapatkan kesenangan. Cerita dan gambar membantu kita membentuk citraan. Kita juga dapat menggambarkan atau menuliskan gambar mental yang kita ciptakan sendiri

2.   Mengelompokkan Informasi.

Kita harus mengelompokan informasi jika pesan tutur berisi potongan-potongan informasi, perbandingan dan kontras yang jelas. Kita dapat menggunakan tehknik tersebut, misalnya menyimak perbandingan reptil dengan amfibi. Kita dapat membuat dua kolom yaitu kolom reptil dan kolom amfibi, kemudian kita mengisi kolom tersebut jika informasi yang kita simak berisi lebih dari dua atau tiga ketegori misalnya lima kelompok makanan maka kita membuat bagan kelompok.

3.   Mengajukan Pertanyaan.

Kita harus mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman terhadap pesan yang kita simak. Dua jenis pertanyaan yang sangat membantu yaitu pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan dari apa yang telah kita simak.

4.   Mengorganisasi (Menemukan Pola Organisasi Informasi).

Kita harus mengenali pola-pola organisasi informasi, seperti deskripsi, urutan, perbandingan, sebab-akibat, dan pemecahan masalah yang digunakan penutur. Pengenalan terhadap pola-pola tersebut digunakan agar lebih mudah memahami dan mengingat pesan yang kita simak.

5.   Mencatat Informasi Penting.

Selama peroses menyimak kita harus mengidentifikasi informasi penting dari materi yang kita simak. Catatan yang kita buat kita rangkum dalam bentuk daftar atau kerangka sehingga kita dapat mengulasnya kembali setelah penutur selesai membicaraknya.

6.             6. Memusatkan Perhatian.

Penutur atau pembicara biasanya mengunakan isyarat visual dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat visual meliputi gerak tubuh, tulisan atau kerangka penting,  serta perubahan ekspresi wajah pembicara atau penutur. Isyarat verbal meliputi perhentian perhentian, dan pengulangan informasi penting. Banyak diantara kita yang tidak menyadari isyarat tersebut sebagai perilaku pengatur perhatian. Oleh karena itu kita harus memperhatikan isyarat peutur untuk mempertajam perhatian kita.

 


Pendapat lain tentang keberhasilan menyimak dikemukakan oleh Priyatmi. Berikut ini, keberhasilan dalam menyimak ditentukan oleh keterampilan-keterampilan, yaitu mampu:

1.              1. Mengatisipasi topik dari gagasan-gagasan umum yang terdapat dalam tuturan yang didengar.

2.              2. Menentukan topik yang dibahas dalam wacana yang disimaknya berdasarkan gagasan-gagasan               umum yang ditemukannya.

3.              3. Menentukan ide pokok dan ide-ide penjelas dari tuturan yang didengarnya.

4.              4.  Menjawab/ merumuskan hal-hal penting yang berkaitan dengan teks.

5.              5. Memberikan komentar,respons terhadap isi tuturan yang didengarnya.

6.              6. Membedakan fakta,pendapat,dan kesimpulan dari tuturan yang disimaknya.

7.              7. Menunjukan nilai estesis dari tuturan yang didengarnya,dan lain-lain.

Menyimak tingkat lanjutan termasuk ke dalam jenis menyimak intensif. Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki.  Menurut Kamidjan dan Suyono (2002: 12) ada beberapa ciri yang harus diperhatikan dalam menyimak intensif, yaitu:

a)      Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman

Pemahaman adalah suatu aspek berpikir tentang suatu objek. Pemahaman merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan. Pada dsarnya, orang yang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami bahan makna yang disimak dengan baik. Prioritas utama dari menyimak intensif adalah memahami makna pembicaraan.

b)      Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi

Konsentrasi adalah memusatkan semua perhatian baik pikiran, perasaan, ingatan, dan sebagainya kepada suatu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan pikiran terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakuakn konsentrasi yang tinggi, maka ia perlu melakukan bebeapa cara, antara lain:

1)      Menjaga pikiran agar tidak terpecah;

2)      Perasaan tenang dan tidak bergejolak;

3)      Perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak;

4)      Menghindari berbagai hal yang dapat menggganggu kegiatan menyimak, baik internal maupun eksternal.

c)      Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal

Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal (resmi), misalnya: ceramah, diskusi, temu ilmiah, dan sebagainya. bahasa yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahasa baku yang lebih menekankan pada makna.

d)     Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan

Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi bahan simakan dengan baik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: secara tertulis (menulis, mengarang) dan secara lisan (berbicara). Reproduksi dilakukan setelah menyimak bahan simakan. Fungsi reproduksi antara lain:

1)      Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara;

2)      Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang;

3)      Mengetahui kemampuan daya serap sseorang;

4)      Mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.

 


Kemampuan menyimak tingkat lanjutan digolongkan ke dalam 3 jenis menyimak sebagai berikut:

1.              1. Menyimak Kritis

Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh   untuk   memberikan   penilaian   secara   objektif,   menentukan   keaslian, kebenaran dan kelebihan serta kekurangan- kekurangan dari bahan yang disimak. Dalam menyimak kritis penyimak berusaha menyimak secara kritis dengan cara menganalisis materi atau pesan yang disimaknya. Untuk kejelasan informasi, penyimak meminta data atau bukti yang lebih lengkap tentang hal yang dikemukakan pembicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis, yaitu:

a)      Mengamati ketepatan ujaran pembicara;

b)      Mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa menyimak”;

c)      Dapatkah penyimak dapat membedakan antara fakta dan opini dalam meyimak;

d)     Dapatkah penyimak menjawab dan mengambil kesimpulan dari hasil menyimak;

e) Dapatkah penyimak menafsirkan makna idiom, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak. (Kamidjan, 2002: 13)

 

2.                2. Menyimak Kreatif

Menyimak   kreatif   ialah   kegiatan   menyimak   yang   bertujuan   untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara:

a)     Menirukan lafal dan bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan sebagainya.

b)    Penyimak dapat mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara, tetapi menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda.

c)      Penyimak dapat merekonstruksi pesan yang telah disampaikan pembicara.

d)  Penyimak dapat menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasarkan materi yang telah disimak.

Dalam menyimak kreatif, penyimak memberikan reaksi yang lebih jauh terhadap hasil simakannya dengan memberi respons baik fisik maupun  mental. Pada taraf ini, penyimak memahami dan menghayati betul pesan itu sehingga ia memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan pendapat baru sebagai hasil kreasinya.

 

3.               3.  Menyimak Eksploratif

Menyimak  eksploratif  ialah  kegiatan   menyimak   yang  dilakukan   dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan menyimak, penyimak dapat:

a)      Menemukan gagasan baru,

b)      Menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,

c)      Menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang.

            d)   Menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.



BAB III

PENUTUP

A.    A. Simpulan

Menyimak dibagi menjadi dua kategori, yaitu:  menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif, yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetika, dan menyimak pasif. Sedangkan jenis kegiatan menyimak intensif yaitu: menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak kreatif, menyimak interogratif, dan menyimak selektif. Menyimak tingkat lanjutan termasuk ke dalam jenis menyimak intensif. Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki.  Kemampuan menyimak tingkat lanjutan digolongkan ke dalam 3 jenis kegiatan menyimak, yaitu: menyimak kritis, menyimak kreatif dan menyimak eksploratif.

 

B.     B. Saran

     Sebagai penyimak, untuk mendapatkan hasil menyimak yang optimal maka aktivitas menyimak harus dilakukan secara serius dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi dalam aktivitas menyimak.

 


DAFTAR PUSTAKA

Daeng, Kembong, dkk. 2010. Pembelajaran Keterampilan Menyimak. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

https://rafikaterritory.wordpress.com/2017/10/18/makalah-keterampilan-menyimak/, diakses pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 20. 17 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI MBELING "MANGGA KWENIKU YANG SANGAT MENARIK'

PUISI TENTANG VIRUS CORONA